Minggu, 30 Desember 2012

Ayam Aduan



Ayam Petarung (fighting)

Foto ayam F1 birma : 

1.sembrono 


2.Wisik 

3.Gampeng

4.Kasih

5.Sukmo

6.Nogo

 

Untuk merebut pasar Ayam Aduan yang sangat prospektif di Indonesia rupanya para peternak di Thailand yang  jeli akan potensi melebarkan  sayap dengan membuat segmentasi baru berupa Ayam Burma. Dan  seiring berjalannya waktu di Indonesia permintaan ayam burma semakin meningkat hal ini di sebabkan kebiasaan di Indonesia yang sering menggunakan Jalu ( Tanpa di bungkus ) dalam pertarungan ayam aduan . Memang  selama ini di Indonesia orang lebih suka adu Jalu dari pada adu teknik dan pukul ,  namun perlu kita garis bawahi pertarungan dengan Jalu terbuka lebih spekulatif jadi unsur hoki / keberuntungan sangatlah dominan sedangkan unsur skill dan teknik ayam menjadi hal yang sekunder . Sehingga di Indonesia ada Rumusan  “ Ayam  Bagus Belum Tentu Menangan Sedang Ayam Menangan Belum Tentu Bagus” . Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebiasaan di Thailand sendiri yang selalu membukus jalu di setiap pertarungan jadi memang Skill , Teknik dan Pukulan ayam yang menjadi unsur penentu kemenangan sedangkan unsur hoki / keberuntungan tetap ada namun sangat minim pengaruhnya. Sehingga di Thailand ada Rumusan “ Ayam Bagus Selalu Menangan Sedang Ayam Menangan Bisa Dipastikan Adalah Ayam Bagus “ .

Kembali ke topik ayam Aduan terkini untuk lebih membakar gairah pasar di Inonesia para peternak di Thailand mengembangkan  Ayam  Burma menjadi beberapa varian ,  dimana setiap varian mempunyai cirri fisik dan teknik yang spesifik namun tetap tidak meninggalkan unsur utama Trah Burma yaitu pukul Pranggal / Timpuk / Sawat / Gombel yang tajam dan akurat. Namun tidak semua peternak Tahiland punya orientasi bisnis , ada juga yang tetap mempertahankan gaya Ortodoks khas ayam Thailand yaitu ayam Pukul dan teknik . Adapun Peternak yang menganut aliran ini ada di daerah Thailand selatan mereka juga meluncurkan produk terbaru mereka dengan merk dagang Pakhoe ( Bangkok Selatan) hanya saja peternak golongan ini nampaknya terlalu fanatik dengan produk terbaru mereka sehingga Ayam Pakhoe ( Bangkok Selatan) tidak dijual bebas seperti ayam  Burma yang bahkan di kembangkan menjadi berbagai macam Varian Pama . Akibatnya kelebihan ayam ini tidak bisa dirasakan luas oleh Penghobi di Indonesia , padahal kemampuan ayam ini lebih menonjol pada Teknik bertarung dan Pukulan yang melebihi ayam Bangkok Pada Umumnya .

Tidak ada salahnya Kita Sebagai peternak mengikuti trend ayam aduan terkini namun janganlah membabi buta karena tidak ada trah yang sempurna , setiap trah ada kekurangan dan ada juga kelebihan . Hati hati dalam memilih penjual karena di Thailand pun banyak penipu jangan sampai salah alamat cari sasana di Thailand. Apapun trahnya belilah yang Kualitas nomor wahid dan upayakan  untuk tidak beli Ayam Untul Import. Waspadai ayam dari Importir di Indonesia karena ada rumusan “ Ayam Yang Di Jual Importir Kita Adalah Ayam Yang Kira Kira Laku Di Indonesia , Bukan Ayam Yang Terbaik Di Thailand “ . Silahkan renungkan rumusan tersebut . Namun sebagai peternak kita hendaknya harus senantiasa mengambangkan ayam adauan di Indonesia sehingga tidak dikenal Final Genetik yang artinya pengembangan genetik pada ayam aduan tidak boleh berhenti dan harus senantiasa dikembangkan dengan melakukan berbagai macam crossbreeding antara satu trah dengan trah yang lain , berikut adalah beberapa Trah ayam aduan yang ada dewasa ini :


A.   BASIC TYPE
1.    Ayam Bangkok
Jenis ini memang paling populer di kalangan penghobi ayam aduan , mengingat ayam Bangkok tidak hanya dikenal memiliki pukulan yang bagus tapi juga memiliki teknik bertarung yang cukup beragam. Tidak heran hingga terjadi Majas Metonimia di kalangan penghobi ayam aduan semua ayam disebut ayam Bangkok. Ayam Bangkok tidak hanya adu pukul, tetapi juga bisa adu jalu bahkan tidak jarang menggunakan jalu pasangan. Kecerdikan ayam Bangkok dalam bertarung inilah banyak penghpbi ayam aduan yang fanatik , sehingga mereka meyakini ayam Bangkok import memiliki kualitas yang lebih bagus disbanding dengan yang diternak di Indonesia , padahal tidak selamanya benar . Memang yang Import lebih bagus itu hal wajar , selain ongkos kirimnya mahal dam ayam yang dibeli harus berkualitas super. Sementara di Bangkok sendiri yang kualitasnya biasa saja cukup banyak.
2.    Ayam Saigon
Ayam Vietnam atau lebih dikenal dengan ayam Saigon, Jenis yang satu ini memiliki kelebihan pukulan yang cukup keras dan ketahanan badan yang luar biasa , namun versi awal dari ayam Saigon ini kurang memiliki  teknik bertarung namun versi sekarang dari ayam ini sudah sama cerdiknya dengan ayam Bangkok . Tentu saja ayam Saigon akan selalu unggul jika berhadapan dengan jenis ayam lain yang mengandalkan jual beli pukulan. Size ayam Saigon rata – rata besar sehingga untuk kalangan kelas bawah terkadang sulit untuk mencari gandeng . Ketahanan dan kehebatan ayam Saigon inilah yang akhirnya mengilhami para peternak untuk menyilang dengan ayam Bangkok atau jenis lain yang diharapkan dapat saling menutupi kekurangan.
3.    Ayam Birma
Kelebihan ayam Birma saat pertarungan pertama, jenis ayam ini memiliki kemampuan memukul tanpa harus mematuk terlebih dahulu (Nyawat, Mranggal, Timpuk / Gombel) . Sehingga jika saat babak pertama sudah mengenai bagian lawan yang fital , bukanlah hal yang mengherankan bila ayam birma ini bisa memenangkan pertandingan. Walau pukulan ayam birma ini tidak seberat Bangkok apalagi Saigon tapi ayam ini dengan teknik nyawatnya yang sangat jitu.Ayam birma dikenal pandai didalam menghindar dengan jalan mundur ke belakang / kesamping sambil melemparkan pukulan nyawat hal ini tentunya akan sangat menyulitkan ayam dengan teknik ngunci . Karena ayam ini selalu jaga jarak dan jarang mematuk sehingga lawanpun akan sulit mematuk yang selanjutnya juga akan sulit melepas pukulan sehingga tidak jarang lawan akan mati gaya dan kebingungan bila bertemu dengan ayam birma yang selalu jaga jarak dan tidak mau beradu (tempel) leher didalam sebuah pertarungan .



4.    Ayam Shamo Brazil
Ayam Brazil merupakan Trah ayam Shamo yang berasal dari Jepang lalu dikembangbiakkan di kepulauan Amerika selatan , ayam ini berpenampakan seperti ayam Pelung di Jawa Barat badan tampak tinggi , tulangan kasar secara umum gerak geriknya tidak begitu lincah terkesan lamban , karena ayamnya tinggi otomatis kaki nya juga sangat panjang kurang proporsional . Ayam Brazil termasuk ayam botoh (disukai botoh) kinerja mirip mesin disel baru menunjukkan Top performa saat kondisi sudah panas, begitu pula dengan Ayam Brazil di air pertama dan kedua ayam ini apit asor dengan teknik yang kurang bagus namun setelah air ketiga dan seterusnya teknik baru tampak aslinya dan akan mendominasi hingga tetes darah lawan yang terakhir.Namun kalau Ayam Brazil ini kalah pantang bago ayam Brazil untuk keok apalagi lari keluar arena hanya ada satu kata bagi ayam Brazil menang atau mati terhormat diarena.

5.    Ayam Shamo Taiwan
Ayam Taiwan merupakan Trah ayam Shamo yang berasal dari Jepang lalu dikembangbiakkan di kepulauan Taiwan ( Formosa ) . Merupakan ayam dengan postur tinggi nan atletis dengan ukuran Tinggi hingga 75 cm untuk ukuran ayam Jantan rata rata 4 – 5,5 Kg untuk ukuran ayam betina antara 3 – 3.5 Kg namun banyak juga yang lebih besar dari berat rata rata, Pegangan mberang / Prahu , Badan terkesan sangat panjang. Ayam Taiwan punya pukulan yang sangat keras rata rata mengarah ke kepala lawan terkadang ada ketip bulu sehingga yang di patuk tidak hanya kepala namun juga punggung dan leher.Untuk teknik rata rata kontrol aktif sangat cepat ( Tempel pukul ) namun ada pula yang berteknik ala Bangkok peluk kanan kiri , ngalung , bongkar sayap dll .Ayam Taiwan mempunyai mental yang sangat bagus dan pantang menyerah dalam sebuah pertarungan hanya saja pada saat remaja ayam baru berani ayam sekitar umur 8 -9 bulan namun ada juga yag lebih awal.

B.    MODERN TYPE
1.    Ayam Pama
Trend Ayam aduan sekarang ini telah mengalami suatu perubahan kemajuan yang sangat besar.. Ayam Pama mempunyai jenis permainan yang bisa dibilang unik dimana tingkat akurasi/ ketepatan pukulannya sangat tinggi. Pukulannya yang keras & cepat selalu mengenai bagian kepala, mata & paruh. Tehnik permainannya yang unik, dimana banyak sepak (Tembak / mranggal) dan devensif susah masuk belit selain tidak makan pancing (Lock) telah banyak menyebabkan ayam dari jenis  Bangkok Biasa (Thai) yang terkenal dengan super lock harus sering tersungkur di dalam gelanggang. Evolusi Pama telah berlaku di Thailand di mana saat ini telah berhasil dikembangkan beberapa varian Pama antara lain :
  1. Ayam Pama Gostan
  2. Ayam Pama Rambong
  3. Ayam Pama Mabin ( Krapaimak )
  4. Ayam Pama Malow ( Krawing )
  5. Ayam Pama Kradungtong
  6. Ayam Pama Drunk ( Kramao )
  7. Ayam Pama Mata Katak ( Kranungtakok )
  8. Ayam Pama-Thai (Mathai)
  9. Ayam Pama-Saigon (Magon)
  10. Ayam Pama- Malaysian Khoy (Pakhoy / Makhoy )
  11. Ayam Pama-Brasil (Masil / Brasilian)
2. Ayam Bangkok Selatan  ( Pakhoe )

Merupakan pengembangan ayam BK biasa dengan teknik dan breeding yg belum ketahui krn memang dirahasiakan. Ayam ini dirancang untuk tarung dengan semua jenis trah sehingga ukuran bervariasi dr 3 kg - hingga yang jumbo. ayam assembled Tahiland selatan ini mempunyai kelebihan di banding BK bisa antara lain di langkah , tengok terutama Pukulannya yang sangat tajam dan panas (jauh diatas rata rata Bk Biasa). Namun ayam ini kurang populer karena Peternak developer trah ini agak fanatik dan tidak dijual bebas sehingga trah ini tidak begitu booming seperti rivalnya Burma dan Varian Pamanya .



C.    INTERMEDIATE TYPE
  1. Ayam Pama Gostan
Memiliki ciri :
  • Gostan artinya atret atau mundur
  • Size & rangka tulang yang sedikit lebih besar dibanding ayam pama original, beratnya kisaran 2,5 Kg hingga 3,0Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna lebih menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna lebih cerah (kuning ,coklat)
  • Gaya bertarung adalah devensif atau menghindar selalu bergerak mundur & nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat efektifitas akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)
  1. Ayam Pama Rambong
Memiliki ciri :
  • Rambong artinya penari
  • Size & rangka tulang yang sedikit lebih besar dibanding pama original, beratnya kisaran 2,5 Kg hingga 3,0 Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna cantik menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil bulat kering berwarna agak gelap ( hijau biru, kuning)
  • Gaya bertarung agresif & bergerak lincah seperti penari bergoyang kekiri kekanan  & nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)
  1. Ayam Pama Mabin ( Krapaimak )
Memiliki ciri :
  • Mabin artinya Kuda lompat
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,2Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna lebih cerah
  • Gaya bertarung adalah agresif devensif memukul sambil melompat menghindar & nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)
  1. Ayam Pama Malow ( Krawing )
Memiliki ciri :
  • Malow artinya lari
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,2Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna lebih menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna agak terang (hijau, coklat,kuning)
  • Gaya bertarung adalah devensif & agresif artinya sambil menghindar sambil memukul nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)

  1. Ayam Pama Kradungtong
Memiliki ciri :
  • Kradungtong artinya Kancing emas
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,2Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap (jalak,kelabucoklat ,merah hitam)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna gelap (hijau,coklat, hitam)
  • Gaya bertarung adalah devensif & agresif artinya sambil menghindar sambil memukul nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)


  1. Ayam Pama Drunk ( Kramao )
Memiliki ciri :
  • Drunk artinya Mabuk
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,0Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap (jalak,kelabucoklat ,merah hitam)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna gelap (hijau,coklat, hitam)
  • Gaya bertarung adalah devensif & agresif artinya sambil menghindar sambil memukul nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan) bahkan sambil jatuh ayam ini masih bisa  memukul seperti mabuk

  1. Ayam Pama Mata Katak ( Kranungtakok )
Memiliki ciri :
  • karena mirip katak
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,0Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap (jalak,kelabucoklat ,merah hitam)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna gelap (hijau,coklat, hitam)
  • Gaya bertarung adalah devensif & agresif artinya sambil menghindar kekiri kekan maju mundur sambil memukul nyawat/mranggal/menembak memukul tanpa mematuk, tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan) 
  1. Ayam Pama-Thai (Mathai)
Memiliki Ciri :
  • Mathai adalah silangan pama dengan Thailand (ayam Bangkok)
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,5Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna lebih menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat berwarna terang seperti ayam bangkok
  • Gaya bertarung adalah seperti ayam Bangkok ada tempel kiri kanan memancing lock dengan pukulan adalah pukulan keras pama tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)

  1. Ayam Pama-Saigon (Magon)
Memiliki ciri :
  • Magon adalah silangan ayam pama dengan ayam Saigon (vietnam)
  • Size & rangka tulang kasar besar berat bisa mencapai 3,0 Kg hingga 4,0 Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap kurang menarik (jalak,kelabu,merah coklat,hitam)
  • Kaki besar merit kering bulat berwarna gelap (biru,hitam,kuning coklat)
  • Gaya bertarung adalah sedikit lambat seperti ayam Saigon adalah  ada tempel kiri kanan memancing lock dengan pukulan adalah pukulan keras pama tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)

  1. Ayam Pama- Malaysian Khoy (Pakhoy / Makhoy )
Memiliki ciri :
  • Pakhoy adalah silangan pama dengan Malaysian Khoy ( Ayam  Pribumi malaysia yang merupakan ayam cangkul / ketip bulu , Ayamini sangat tahan Jalu )
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,2Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna lebih menarik (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat lebih pendek berwarna terang seperti ayam bangkok
  • Gaya bertarung adalah seperti ayam Bangkok akan tetapi mematuk sembarangan ada tempel kiri kanan memancing lock dengan pukulan adalah pukulan keras syaraf kearah badan & kepala tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (badan,mata, paruh, tenggorokan)

  1. Ayam Pama-Brasil (Masil / Brasilian)
Memiliki ciri :
  • Masil adalah silangan pama dengan ayam Brasilian biasanya di sebut ayam Brasil
  • Size & rangka tulang lebih besar dibanding ayam pama original berat bisa mencapai 3,5Kg
  • Berbulu lebat & biasanya berwarna gelap (jalak,kelabu,merah coklat)
  • Kaki kecil kering bulat lebih pendek berwarna terang seperti ayam bangkok
  • Gaya bertarung adalah berdiri kontrol kiri kanan tidak bisa di lock/pancing & pukulannya keras syaraf tentunya dengan tingkat akurasi / ketepatan pukulan hingga 90% mengenai kepala (mata, paruh, tenggorokan)

D.   ADVANCED TYPE
1.    Ayam Generasi 3 Darah & 4 Darah
Generasi termutakhir adalah generasi dari crossbreeding antara beberapa jenis ayam aduan tersebut diatas adalah generasi 3Darah dan 4Darah, tentunya dengan karakter yang diharapkan dari jenis ayam ini adalah jenis ayam aduan dengan gaya bertarung yang sangat luar biasa baik kecepatan pukulannya maupun permainannya sehingga mampu di tandingkan dengan segala jenis ayam aduan apapun. 


Saat ini Waffen SS Farm bersera Group berhasil memboyong Pejantan Bangkok Selatan ( Pakhoe ) dengan kulifikasi Grand Champion di Thailand. Kemi kembangkan ayam Import Jawara di bumi Indonesia kami tidak mengembangkan Untul Import yang malah bisa merusak plasma nutfah ayam aduan di Indonesia . Darah ini yang akan masuk Koleksi kami + Proyek Advance Type .Namun seperti profil di halaman muka saat ini kami sudah bukan menjadi peternak aktif kami hanya Penghobby + Seniman Ayam Aduan sehingga konsekuensinya kami tdk mengutamakan jual beli . Prestasi akan kami utamakan sebagai penghibur hati namun demikian penjualan Lancur berprestasi akan selalu ada hanya intensitasnya sangat jarang ssekali sedangkan untuk penjualan anakan dan betina kami tiadakan.

Salam  Hormat dari Kami 

Waffen SS Farm ( Abu Aslam / Aptanto )

C P

HP Axis : 083 857 60 70 63 (Support WhatsApp Messenger)

Email : ap.tanto@yahoo.co.id
aptanto2@gmail.com

Alamat Rumah :Jl Gunung Sari I No 50 Kec Wonokromo Surabaya Jawa Timur

Alamat Kandang : Belakang Kolam Renang Ciputra Water Park / Universitas Ciputra Surabaya Perumahan Citra Land Surabaya 60219
  sumber artikel ini : http://surabaya-saigon.blogspot.com/2012_04_01_archive.html


Senin, 24 Desember 2012

KUNJUNGAN KE PETERNAK KUD TANI WILIS SENDANG TULUNGGAGUNG.


       Kegiatan kunjungan ini di peternakan daerah sendang milik bapak suwarto selaku pemilik sekaligus Bendahara KUD TANI WILIS di kecamatan Sendang.Kami semester 5 guna melengkapi tugas dari dosen Ir.Andayunah Maka melakukan kegiatan pengamatan dan tanya jawab mengenai MANAGEMEN TERNAK SAPI PERAH,Kegiatan ini sesuai Mata kuliah yang kami ambil managemen ternak perah.

Sapi perah 


Pemberian Pakan dan minum
HMT + AIR 

Pemerahan dilakukan 2x sehari
(Pagi dan Sore)

SANITASI 2x Sehari

Milkcan susu


Manajemen Sapi Perah Pada Peternakan Rakyat

I. PENDAHULUAN
Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang penting sebagai sumber protein hewani, selain kambing, domba dan ayam. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit (Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2005). Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Pemeliharaan sapi secara intensif mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia (Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2005).
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Di Indonesia, manajemen pemeliharaan biasanya terbagi atas pemeliharaan sapi perah dan sapi potong. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.
Pengembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia (on farm) beserta industri pengolahannya (off farm) mengalami kemajuan pesat pada tahun 1980 sampai dengan 1990 namun pada tahun 1990 sampai dengan 1999 produksi susu segar relatif tetap. Jumlah susu segar yang diproduksi pertahunnya mencapai kurang lebih 330.000 ton. Produksi tersebut terbagi atas 49% berasal dari Jawa Timur, 36% dari Jawa Barat dan sisanya 15% dari Jawa Tengah. (1999). Dari segi perkembangan populasi sapi perah pada tahun 1970 sekitar 3000 ekor menjadi 193.000 ekor pada tahun 1985, dan menjadi 369.000 ekor pada tahun 1991. Kenaikan ini terjadi karena adanya impor sapi perah asal Australia dan New Zealand ( Achjadi, 2001). Pada tahun 1999 industri persusuan nasional hanya memproduksi ± 20% terhadap total kebutuhan industri pengolahan, sehingga sisanya masih sangat bergantung kepada bahan baku impor. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlangsung lama tanpa adanya upaya perbaikan pengelolaan sapi perah. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang keras dari segala komponen yang terkait, mulai dari peternak sampai dengan pemerintah.
Sistem peternakan sapi perah yang ada di Indonesia masih merupakan jenis peternakan rakyat yang hanya berskala kecil dan masih merujuk pada sistem pemeliharaan yang konvensional. Banyak permasalahan yang timbul seperti permasalahan pakan, reproduksi dan kasus klinik. Agar permasalahan tersebut dapat ditangani dengan baik, diperlukan adanya perubahan pendekatan dari pengobatan menjadi bentuk pencegahan dan dari pelayanan individu menjadi bentuk pelayanan kelompok. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung dari keterpaduan langkah terutama di bidang pembibitan (Breeding), pakan, (feeding), dan tata laksana (management). Ketiga bidang tersebut kelihatannya belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola berfikir jangka pendek tanpa memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah jangka panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman peternak tentang manajemen sapi perah yang baik sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan ekonomi.
II. MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pola pemeliharaan sapi potong harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyiapan sarana dan peralatan tertutama perkandangan
2. Pembibitan dan pemeliharaan bakalan/bibit
3. Kesehatan dan sanitasi
4. Manajemen pemberian makan
5. administrasi serta perhitungan ekonomi
II.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjaga agar ternak nyaman sehingga dapat mencapai produksi yang optimal, yaitu :
- Persyaratan secara umum :
a. Ada sumber air atau sumur
b. Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan
c. Jauh dari daerah hunian masyarakat
d. Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas yang memadai dan berventilasi
- Persyaratan secara khusus :
a. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m atau 2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari tanah.
b. Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm
c. Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50 cm
d. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm
e. Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang
f. Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan ± 3 cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
g. Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm
h. Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan dan minum : L x D = 10 x 15 cm
i. Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari lantai kandang
j. Atap kandang dibuat dari genteng
k. Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari lokasi tanaman rumput. (Hasanudin, 1988). Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.
II.2 Pembibitan dan pemeliharaan bakalan/bibit
Sapi perah yang cocok dipelihara di Indonesia adalah sapi Shorthorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda) dan Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis). Agar dapat memperoleh bibit sapi perah yang baik diperlukan adanya seleksi baik berdasarkan silsilah, bentuk luar atau antomis maupun berdasarkan jumlah produksi.
Ciri-ciri sapi perah betina yang baik:
1. Kepala panjang , sempit, halus, sedikit kurus dan tidak banyak berotot
2. Leher panjang dan lebarnya sedang, besarnya gelambir sedadang dan lipatan-lipatan kulit leher halus
3. Pinggang pendek dan lebar
4. Gumba, punggung dan pinggang merupakan garis lurus yang panjang
5. Kaki kuat, tidak pincang dan jarak antara paha lebar
6. Badan berbentuk segitiga, tidak terlalu gemuk dan tulang-tulang agak menonjol (BCS umumnya 2)
7. Dada lebar dan tulang -tulang rusuk panjang serta luas
8. Ambing besar, luas, memanjang kedepan kearah perut dan melebar sampai diantara paha. Kondisi ambing lunak, elastis dan diantara keempat kuartir terdapat jeda yang cukup lebar. Dan saat sehabis diperah ambing akan terlimpat dan kempis, sedangkam sebelum diperah gembung dan besar.
9. Produksi susu tinggi,
10. Umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
11. Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
12. Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
13. Tiap tahun beranak.
II. 3 Kesehatan
Gangguan dan penyakit dapat mengenai ternak sehingga untuk membatasi kerugian ekonomi diperlukan control untuk menjaga kesehatan sapi menjadi sangat penting. Manjememen kesehatan yang baik sangat mempengaruhi kesehatan sapi perah. Gangguan kesahatan pada sapi perah terutama berupa gangguan klinis dan reproduksi. Gangguan reproduksi dapat berupa hipofungsi, retensi plasenta,kawin berulang, endometritis dan mastitis baik kilnis dan subklinis. Sedangkan gangguan klinis yang sering terjadi adalah gangguan metabolisme (ketosis, bloot, milk fever dan hipocalcemia), panaritium, enteritis, displasia abomasum dan pneumonia. Adanya gangguan penyakit pada sapi perah yang disertai dengan penurunan produksi dapat menyebabkan sapi dikeluarkan dari kandang atau culling. Culling pada suatu peternakan tidak boleh lebih dari 25, 3%. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk pemeliharaan sapi dengan melihat body condition scoring, nilai BCS yang ideal adalah 3,5 (skala 1-5). Jika BCS lebih dari 4 dapat menyebabkan gangguan setelah melahirkan seperti mastitis, retensi plasenta, distokia, ketosis dan panaritium. Sedangkan kondisi tubuh yang kurus menyebabkan produksi susumenurun dengan kadar lemak yang rendah. Selain itu faktor-faktor yang perlu diperhatikan didalam kesehatan sapi perah adalah lingkungan yang baik, pemerahan yang rutin dan peralatan pemerahan yang baik.
II. 4 Manajemen pemberian makan
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali perhari pada pagi dan sore hari. Konsentrat diberikan sebelum pemerahan sedangkan rumput diberikan setelah pemerahan. . Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari.
Pemberian pakan pada sapi perah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering kandang dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan perhari.Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
II. 5 Administrasi serta perhitungan ekonomi
Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih konvensional dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Sistem recording meliputi tanggal kelahiran, pencatatan asal usul sapi (pedigree), pencatatan reproduksi sapi seperti sapi kapan terakhir dikawinkan, terakhir melahirkan dan sapi yang terlambat kawin Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam upaya pelaksanaan program manajemen kesehatan sapi perah dari segi kesehatan kelompok memerlukan perhatian, seperti kualitas sumber daya manusia yang baik dan peningkatan program pelayanan kepada peternak.
 baca selengkapnya di :  http://wah1d.wordpress.com/beternak-sapi-tanpa-rumput-naskah-ini-disalin-sesuai-aslinya-untuk-kemudahan-navigasi/manajemen-sapi-perah-pada-peternakan-rakyat/#comment-2092

Sabtu, 22 Desember 2012

Usaha Peternakan Rakyat


USAHA PETERNAKAN RAKYAT
ayam Buras

        Dalam industri peternakan skala prioritas tentu sangat di butuhkan modal yang cukup bahkan lebih,hal ini di pengaruhi oleh jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan serta teknologi yang digunakan.disini kita akan mengulas mengenai usaha ayam buras di Usaha peternakan skala kecil.

       

Pembibitan Ayam Kampung Terkendala Kualitas

Berbeda dengan pembibitan ayam broiler, pembibitan ayam kampung dalam skala besar terkendala oleh beberapa faktor, sehingga sulit untuk menghasilkan DOC dalam jumlah besar pada satu waktu. Menurut Benny Arifin, pemilik Jimmy Farm, saha breeding skala besar menurut dia banyak tantangannya. Risiko tinggi, tidak bisa menyepelekan kualitas karena pertaruhannya terlalu besar, dan pasti perputaran bisnisnya (return of investment/ROI) tak secepat di segmen pembesaran.
Kunci utama dalam menghasilkan bibit ayam kampung berkualitas adalah masalah indukan, hal penting untuk diperhatikan menurut Benny adalah menghindari perkawinan inbreeding atau masih dalam satu keturunan. Ini akan merusak kualitas bibit ayam kampung yang dihasilkan. Untuk menjaga kualitas ini yang dilakukan Jimmy Farm adalah berburu bibit ayam ke pelosok-pelosok tanah air.
Yang penting diperhatikan oleh pengusaha pembibitan ayam kampung adalah pengetahuan akan jenis dan kualitas ayam kampung calon bibitnya. Jenis ayam kampung di berbagai daerah berbeda-beda, keunggulan masing-masing itulah yang diambil untuk dijadikan indukan. Dari segi kualitas ia harus mampu menilai dengan melihat fisiknya. Misalnya, bentuk dada V tidak U seperti broiler dan warna khas ayam kampung. Berbagai strain dari ayam kampung itu lah yang kemudian dikawinkan silang.
Senada sengan Benny, Ade Zulkarnaen, Ketua Himpuli (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia) mengatakan, selama ini peternak pembesaran ayam kampung pedaging , kerap kesulitan mempertahankan kontinuitas usahanya. Hal itu disebabkan tidak adanya pasokan DOC untuk dibudidayakan periode berikutnya. Selama menunggu antrian DOC inilah menyebabkan dana yang semestinya untuk membeli DOC habis terpakai keperluan lain dan akhirnya berhenti beternak.
Jika harus dipaksakan untuk membeli bibit ayam kampung dari peternak dan pembibit tradisional, kualitasnya tidak bisa terjamin karena tidak standard. Pembibit yang kebanyakan juga peternak tradisional masih cenderung mengabaikan kualitas. Produksinya jauh dari kaidah GBP (Good Breeding Practice). Karena itu usaha pembibitan ayam kampung harus ditingkatkan baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
selengkapnya :  http://galeriukm.com/agrobisnis/usaha-pembibitan-ayam-kampung-selalu-kurang



ayam KU

ayam ku namanya desem kaki kering pukulan seri

ayam muda umur 6 bulan

Jumat, 21 Desember 2012

surat undangan Pengambilan raport


PENDIDIKAN LUAR BIASA
SLB “BUDI MULYA”
JOHO-WATES-KEDIRI
Jln. Raya Joho wates Kediri (0354-412512)Kode Pos 64174
Akta Notaris No:007 Tgl 26-09-2002 SK Pengadilan Negeri No:16/12/PN.Kab.Kediri
 




Nomor : 800/111/418.47.1.84.10.18.284/2012
Perihal : Penerimaan Raport



Kepada
Yth.Orang Tua Murid/wali
Murid

Di tempat



Dengan Hormat,
Bersama Surat Ini Kami dari pihak Sekolah mohon Kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali Murid pada :


Hari                 : jum’at/21 desember 2012
Jam                  : 08.00 - selesai
Tempat            : SLB BUDI MULYA WATES
Keperrluan      :          1.Penerimaan Raport Semester 1
2.Informasi Libur
                                   


Demikian Surat undangan ini dari kami,mohon diperhatikan.atas partisipasinnya di sampaikan Terima kasih.










WATES,21 Desember 2012
Kepala Sekolah SLB BUDI MULYA,





SLAMET HARIYONO, S.Pd
                                                                                    NIP. 196305151987031013