Senin, 24 Desember 2012

KUNJUNGAN KE PETERNAK KUD TANI WILIS SENDANG TULUNGGAGUNG.


       Kegiatan kunjungan ini di peternakan daerah sendang milik bapak suwarto selaku pemilik sekaligus Bendahara KUD TANI WILIS di kecamatan Sendang.Kami semester 5 guna melengkapi tugas dari dosen Ir.Andayunah Maka melakukan kegiatan pengamatan dan tanya jawab mengenai MANAGEMEN TERNAK SAPI PERAH,Kegiatan ini sesuai Mata kuliah yang kami ambil managemen ternak perah.

Sapi perah 


Pemberian Pakan dan minum
HMT + AIR 

Pemerahan dilakukan 2x sehari
(Pagi dan Sore)

SANITASI 2x Sehari

Milkcan susu


Manajemen Sapi Perah Pada Peternakan Rakyat

I. PENDAHULUAN
Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang penting sebagai sumber protein hewani, selain kambing, domba dan ayam. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit (Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2005). Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Pemeliharaan sapi secara intensif mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia (Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2005).
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Di Indonesia, manajemen pemeliharaan biasanya terbagi atas pemeliharaan sapi perah dan sapi potong. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.
Pengembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia (on farm) beserta industri pengolahannya (off farm) mengalami kemajuan pesat pada tahun 1980 sampai dengan 1990 namun pada tahun 1990 sampai dengan 1999 produksi susu segar relatif tetap. Jumlah susu segar yang diproduksi pertahunnya mencapai kurang lebih 330.000 ton. Produksi tersebut terbagi atas 49% berasal dari Jawa Timur, 36% dari Jawa Barat dan sisanya 15% dari Jawa Tengah. (1999). Dari segi perkembangan populasi sapi perah pada tahun 1970 sekitar 3000 ekor menjadi 193.000 ekor pada tahun 1985, dan menjadi 369.000 ekor pada tahun 1991. Kenaikan ini terjadi karena adanya impor sapi perah asal Australia dan New Zealand ( Achjadi, 2001). Pada tahun 1999 industri persusuan nasional hanya memproduksi ± 20% terhadap total kebutuhan industri pengolahan, sehingga sisanya masih sangat bergantung kepada bahan baku impor. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlangsung lama tanpa adanya upaya perbaikan pengelolaan sapi perah. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang keras dari segala komponen yang terkait, mulai dari peternak sampai dengan pemerintah.
Sistem peternakan sapi perah yang ada di Indonesia masih merupakan jenis peternakan rakyat yang hanya berskala kecil dan masih merujuk pada sistem pemeliharaan yang konvensional. Banyak permasalahan yang timbul seperti permasalahan pakan, reproduksi dan kasus klinik. Agar permasalahan tersebut dapat ditangani dengan baik, diperlukan adanya perubahan pendekatan dari pengobatan menjadi bentuk pencegahan dan dari pelayanan individu menjadi bentuk pelayanan kelompok. Keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung dari keterpaduan langkah terutama di bidang pembibitan (Breeding), pakan, (feeding), dan tata laksana (management). Ketiga bidang tersebut kelihatannya belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola berfikir jangka pendek tanpa memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah jangka panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman peternak tentang manajemen sapi perah yang baik sehingga akan berdampak pada peningkatan produksi dan ekonomi.
II. MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pola pemeliharaan sapi potong harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyiapan sarana dan peralatan tertutama perkandangan
2. Pembibitan dan pemeliharaan bakalan/bibit
3. Kesehatan dan sanitasi
4. Manajemen pemberian makan
5. administrasi serta perhitungan ekonomi
II.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjaga agar ternak nyaman sehingga dapat mencapai produksi yang optimal, yaitu :
- Persyaratan secara umum :
a. Ada sumber air atau sumur
b. Ada gudang makanan atau rumput atau hijauan
c. Jauh dari daerah hunian masyarakat
d. Terdapat lahan untuk bangunan dengan luas yang memadai dan berventilasi
- Persyaratan secara khusus :
a. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m atau 2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari tanah.
b. Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm
c. Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50 cm
d. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm
e. Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang
f. Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan ± 3 cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
g. Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm
h. Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan dan minum : L x D = 10 x 15 cm
i. Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari lantai kandang
j. Atap kandang dibuat dari genteng
k. Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari lokasi tanaman rumput. (Hasanudin, 1988). Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.
II.2 Pembibitan dan pemeliharaan bakalan/bibit
Sapi perah yang cocok dipelihara di Indonesia adalah sapi Shorthorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda) dan Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis). Agar dapat memperoleh bibit sapi perah yang baik diperlukan adanya seleksi baik berdasarkan silsilah, bentuk luar atau antomis maupun berdasarkan jumlah produksi.
Ciri-ciri sapi perah betina yang baik:
1. Kepala panjang , sempit, halus, sedikit kurus dan tidak banyak berotot
2. Leher panjang dan lebarnya sedang, besarnya gelambir sedadang dan lipatan-lipatan kulit leher halus
3. Pinggang pendek dan lebar
4. Gumba, punggung dan pinggang merupakan garis lurus yang panjang
5. Kaki kuat, tidak pincang dan jarak antara paha lebar
6. Badan berbentuk segitiga, tidak terlalu gemuk dan tulang-tulang agak menonjol (BCS umumnya 2)
7. Dada lebar dan tulang -tulang rusuk panjang serta luas
8. Ambing besar, luas, memanjang kedepan kearah perut dan melebar sampai diantara paha. Kondisi ambing lunak, elastis dan diantara keempat kuartir terdapat jeda yang cukup lebar. Dan saat sehabis diperah ambing akan terlimpat dan kempis, sedangkam sebelum diperah gembung dan besar.
9. Produksi susu tinggi,
10. Umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
11. Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
12. Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
13. Tiap tahun beranak.
II. 3 Kesehatan
Gangguan dan penyakit dapat mengenai ternak sehingga untuk membatasi kerugian ekonomi diperlukan control untuk menjaga kesehatan sapi menjadi sangat penting. Manjememen kesehatan yang baik sangat mempengaruhi kesehatan sapi perah. Gangguan kesahatan pada sapi perah terutama berupa gangguan klinis dan reproduksi. Gangguan reproduksi dapat berupa hipofungsi, retensi plasenta,kawin berulang, endometritis dan mastitis baik kilnis dan subklinis. Sedangkan gangguan klinis yang sering terjadi adalah gangguan metabolisme (ketosis, bloot, milk fever dan hipocalcemia), panaritium, enteritis, displasia abomasum dan pneumonia. Adanya gangguan penyakit pada sapi perah yang disertai dengan penurunan produksi dapat menyebabkan sapi dikeluarkan dari kandang atau culling. Culling pada suatu peternakan tidak boleh lebih dari 25, 3%. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk pemeliharaan sapi dengan melihat body condition scoring, nilai BCS yang ideal adalah 3,5 (skala 1-5). Jika BCS lebih dari 4 dapat menyebabkan gangguan setelah melahirkan seperti mastitis, retensi plasenta, distokia, ketosis dan panaritium. Sedangkan kondisi tubuh yang kurus menyebabkan produksi susumenurun dengan kadar lemak yang rendah. Selain itu faktor-faktor yang perlu diperhatikan didalam kesehatan sapi perah adalah lingkungan yang baik, pemerahan yang rutin dan peralatan pemerahan yang baik.
II. 4 Manajemen pemberian makan
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali perhari pada pagi dan sore hari. Konsentrat diberikan sebelum pemerahan sedangkan rumput diberikan setelah pemerahan. . Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari.
Pemberian pakan pada sapi perah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering kandang dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan perhari.Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
II. 5 Administrasi serta perhitungan ekonomi
Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih konvensional dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Sistem recording meliputi tanggal kelahiran, pencatatan asal usul sapi (pedigree), pencatatan reproduksi sapi seperti sapi kapan terakhir dikawinkan, terakhir melahirkan dan sapi yang terlambat kawin Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam upaya pelaksanaan program manajemen kesehatan sapi perah dari segi kesehatan kelompok memerlukan perhatian, seperti kualitas sumber daya manusia yang baik dan peningkatan program pelayanan kepada peternak.
 baca selengkapnya di :  http://wah1d.wordpress.com/beternak-sapi-tanpa-rumput-naskah-ini-disalin-sesuai-aslinya-untuk-kemudahan-navigasi/manajemen-sapi-perah-pada-peternakan-rakyat/#comment-2092

Sabtu, 22 Desember 2012

Usaha Peternakan Rakyat


USAHA PETERNAKAN RAKYAT
ayam Buras

        Dalam industri peternakan skala prioritas tentu sangat di butuhkan modal yang cukup bahkan lebih,hal ini di pengaruhi oleh jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan serta teknologi yang digunakan.disini kita akan mengulas mengenai usaha ayam buras di Usaha peternakan skala kecil.

       

Pembibitan Ayam Kampung Terkendala Kualitas

Berbeda dengan pembibitan ayam broiler, pembibitan ayam kampung dalam skala besar terkendala oleh beberapa faktor, sehingga sulit untuk menghasilkan DOC dalam jumlah besar pada satu waktu. Menurut Benny Arifin, pemilik Jimmy Farm, saha breeding skala besar menurut dia banyak tantangannya. Risiko tinggi, tidak bisa menyepelekan kualitas karena pertaruhannya terlalu besar, dan pasti perputaran bisnisnya (return of investment/ROI) tak secepat di segmen pembesaran.
Kunci utama dalam menghasilkan bibit ayam kampung berkualitas adalah masalah indukan, hal penting untuk diperhatikan menurut Benny adalah menghindari perkawinan inbreeding atau masih dalam satu keturunan. Ini akan merusak kualitas bibit ayam kampung yang dihasilkan. Untuk menjaga kualitas ini yang dilakukan Jimmy Farm adalah berburu bibit ayam ke pelosok-pelosok tanah air.
Yang penting diperhatikan oleh pengusaha pembibitan ayam kampung adalah pengetahuan akan jenis dan kualitas ayam kampung calon bibitnya. Jenis ayam kampung di berbagai daerah berbeda-beda, keunggulan masing-masing itulah yang diambil untuk dijadikan indukan. Dari segi kualitas ia harus mampu menilai dengan melihat fisiknya. Misalnya, bentuk dada V tidak U seperti broiler dan warna khas ayam kampung. Berbagai strain dari ayam kampung itu lah yang kemudian dikawinkan silang.
Senada sengan Benny, Ade Zulkarnaen, Ketua Himpuli (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia) mengatakan, selama ini peternak pembesaran ayam kampung pedaging , kerap kesulitan mempertahankan kontinuitas usahanya. Hal itu disebabkan tidak adanya pasokan DOC untuk dibudidayakan periode berikutnya. Selama menunggu antrian DOC inilah menyebabkan dana yang semestinya untuk membeli DOC habis terpakai keperluan lain dan akhirnya berhenti beternak.
Jika harus dipaksakan untuk membeli bibit ayam kampung dari peternak dan pembibit tradisional, kualitasnya tidak bisa terjamin karena tidak standard. Pembibit yang kebanyakan juga peternak tradisional masih cenderung mengabaikan kualitas. Produksinya jauh dari kaidah GBP (Good Breeding Practice). Karena itu usaha pembibitan ayam kampung harus ditingkatkan baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
selengkapnya :  http://galeriukm.com/agrobisnis/usaha-pembibitan-ayam-kampung-selalu-kurang



ayam KU

ayam ku namanya desem kaki kering pukulan seri

ayam muda umur 6 bulan

Jumat, 21 Desember 2012

surat undangan Pengambilan raport


PENDIDIKAN LUAR BIASA
SLB “BUDI MULYA”
JOHO-WATES-KEDIRI
Jln. Raya Joho wates Kediri (0354-412512)Kode Pos 64174
Akta Notaris No:007 Tgl 26-09-2002 SK Pengadilan Negeri No:16/12/PN.Kab.Kediri
 




Nomor : 800/111/418.47.1.84.10.18.284/2012
Perihal : Penerimaan Raport



Kepada
Yth.Orang Tua Murid/wali
Murid

Di tempat



Dengan Hormat,
Bersama Surat Ini Kami dari pihak Sekolah mohon Kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali Murid pada :


Hari                 : jum’at/21 desember 2012
Jam                  : 08.00 - selesai
Tempat            : SLB BUDI MULYA WATES
Keperrluan      :          1.Penerimaan Raport Semester 1
2.Informasi Libur
                                   


Demikian Surat undangan ini dari kami,mohon diperhatikan.atas partisipasinnya di sampaikan Terima kasih.










WATES,21 Desember 2012
Kepala Sekolah SLB BUDI MULYA,





SLAMET HARIYONO, S.Pd
                                                                                    NIP. 196305151987031013


BETERNAK ITIK PEKING



1. Latar Belakang



Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang Perunggasan, baik itu peternak ayam ras, ayam buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit Avian Influenza atau
yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.

Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik pedaging. Dimana itik pedaging ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 – 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong. Hal ini telah dibuktikan oleh Peternak di Kapetakan Kecamatan Kroya Kabupaten Cirebon yang membudidayakan itik jenis Peking, dimana Itik Peking umur
53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik pedaging ini tiada lain:
• Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik pedaging).
• Mengubah pola usaha unggas air (itik pedaging) dari yang nomaden kearah yang intensif.
• Menjadikan usaha unggas air (itik pedaging) menjadi usaha pokok masyarakat.
• Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
• Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.

Sedangkan tujuan dari budi daya itik pedaging ini antara lain:
• Meningkatkan produksi daging Itik yang berkualitas.
• Meningkatkan pendapatan dari para peternak Itik.
• Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
• Mengurangi tingkat pengangguran.
• Memperkenalkan usaha peternakan Itik jenis Pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relative singkat
• Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti Shutle Cok, Jok Kursi, Kamoceng dll.

3. Sistem Pemeliharaan

Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak Itik, maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan sistem pemeliharaan yang akan diambil.

Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik pedaging) dikenal dengan sistem pemeliharaan yaitu:
• Sistem pemeliharaan extensif.
• Sistem pemeliharaan semi intensif.
• Sistem pemeliharaan intensif.

Sistem pemeliharaan Extensif, dimana pada sistem ini ternak-ternak dipelihara dengan cara diabur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya didaerah-daerah pesawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat tradisional dan nomaden , kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan daerah pesawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan itik dengan sistem extensif.

Pemeliharaan dengan sistem Semi Intesif, dimana ternak-ternak yang dipelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami.

Sedangkan pemeliharaan yang Intensif, ternak-ternak peliharaan selalu ditempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan. Untuk pemeliharaan itik pedaging jenis Peking (Peking Duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan sistem Intensif, hal ini disebabkan itik peking (Peking Duck) merupakan Itik ras pedaging yang mempunyai kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, dimana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai diatas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan Itik sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging, dengan kualitas daging yang prima.

Dalam usaha budidaya itik pedaging ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budi daya pembibitan sedangkan untuk budi daya Penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (Satu) tahapan pemeliharaan.

4. Tahapan Pemeliharaan Pembibitan

a.Pemeliharaan Anak (Masa Starter)

Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik berumur 1 hari sampai umur 60 hari, dimana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak Itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1 –14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak Itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 – 21 % kadar protein dan lebih dikenal dengan makanan “Starter”.

Setelah umur 14 hari anak Itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan(pemanas), dikandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan Pembibitan, selanjutnya setelah umur diatas 60 hari dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (Grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang Box, untuk kandang Box biasanya dilakukan pada umur 1 – 14 hari sedangkan dari umur 15 – 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai besar .Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 – 15 ekor/m2.

b.Pemeliharaan Masa Pertumbuhan (Periode Grower)

Periode pemeliharaan itik pedaging pada masa pertumbuhan/masa Grower, perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik betina seabagai calon bibit pengganti /replecement stock atau persediaan bibit dan juga itik jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan/keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 Jantan 4 betina). Pada periode ini Itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari,sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 – 8 ekor/m2.

c. Pemeliharaan Itik Layer (Periode bertelur)

Itik pedaging yang sudah berumur 5 bulan atau lebih, baik jantan maupun betina dikatagorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi Itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber DOD yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik pedaging. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 – 5 ekor.

5. Tahap Pemeliharaan Penggemukan

Untuk pemeliharaan itik pedaging dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari Itik berumur 1 (satu) hari sampai itik tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik pedaging yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya Itik-Itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik pedaging yang jantan, tetapi yang betinapun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat. Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik pedaging misalnya itik peking dengan Ayam Ras Pedaging akan lebih unggul Itik Peking, dimana untuk Itik Peking dengan waktu Pemeliharaan sekitar 53 –55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk Ayam Ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 – 1,5kg, sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging Itik Peking melebihi berat dari pada Ayam Ras Pedaging. Silahkan Coba.

6. Sistem Perkandangan

Sistem perkandangan dalam budi daya itik pedaging bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :

Tipe Kandang Battery

Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik pedaging dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi ( 45 x 45 x 35 Cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah insiminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari itik bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.

Tipe Kandang Postal

Dalam usaha ternak Itik yang menggunakan tipe kandang Postal, dimana ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, dimana pemberian makan dan minuman ditempatkan didalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada didalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter dan grower / masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas Itik untuk tipe kandang Postal ini tergantung dari pada jenis Itik yang dipelihara apakah jenis Itik Starter atau Itik Grower, untuk umur Itik periode sstarter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 – 15 ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk periode grower yaitu sekitar 6 – 8 ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 – 5 ekor/m2.

Tipe Kandang Ranch

Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, dimana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga dibagian luar/dihalaman depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh diwaktu siang hari, hal ini disebabkan itik pedaging merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak itik dengan cara pemeliharaan yang intensif.

Analisa SWOT ( KELEBIHAN,KELEMAHAN,KESEMPATAN,ANCAMAN) : 

Analisis Strategi
Analisis strategis dilakukan untuk mengetahui strategi yang akan dipakai oleh praktisi usaha peternakan ayam ras petelur ini. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dapat terjadi dalam usaha peternakan ayam ras petelur tersebut.
Kekuatan (Strength)
Dua lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan mencakup lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas faktor kekuatan dan kelemahan. Beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan usaha ternak ayam ras petelur, sebagai berikut.
  1. Sistem agribisnis peternakan yang sudah mantap, artinya usaha peternakan tidak hanya berada pada tingkat budidaya, tetapi juga adanya industri hulu sebagai penyedia sarana produksi. Dengan demikian telah terdapat dukungan sarana produksi yang tersedia setiap saat, sehingga tidak ada masalah mengenai penyediaan sarana produksi untuk usaha peternakan ayam ras.
  2. Teknologi budidaya ayam ras yang mudah dikuasai oleh masyarakat.
  3. Sistem pemasaran tidak menjadi permasalahan, karena telah terbentuk jalur-jalur distribusi sampai ke berbagai lapisan dan pelosok wilayah.
  4. Adanya dukungan sumberdaya lahan yang luas dan jumlah tenaga kerja tersedia merupakan kekuatan pegembangan ayam ras petelur secara nasional.
Kelemahan (Weakness)
Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam usahaternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut.
  1. Usaha peternakan ayam ras petelur seringkali dihadapkan pada harga input produksi tinggi, sedangkan harga output produksi yang rendah. Kondisi marjin yang semakin rendah (rasio harga 1 kg telur dengan 1 kg pakan sama dengan 2,5-3 : 1, dibandingkan dengan tahun 80-an dapat mencapai 4-5 : 1), oleh karena rasio harga telur dengan harga pakan yang semakin tinggi.
  2. Adanya risiko dan kondisi ketidakpastian yang relatif tinggi baik dari aspek teknis maupun finansial karena produksi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sementara keuntungan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
  3. Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif dari hari ke hari karena telur termasuk bahan makanan yang subtitutif.
  4. Sifat telur yang merupakan produk yang sifatnya perishable (mudah rusak), sehingga harus dapat dijual atau dikonsumsi segera.
  5. Pada umumnya kualitas produk belum mencapai standar internasional, sehingga kemampuan untuk ekspor sangat lemah.
Peluang (Opportunities)
Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan ancaman. Faktor peluang ini meliputi sebagai berikut.
  1. Dukungan pemerintah terhadap usaha peternakan ayam ras yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan protein hewani masyarakat dan usaha peternakan dipandang sebagai usaha potensial bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Dukungan pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk deregulasi peternakan.
  2. Kondisi ekonomi makro Indonesia yang mulai membaik. Dengan adanya pergantian kabinet yang fokus pada perbaikan ekonomi memberikan harapan bagi kepastian usaha dan investasi di dalam negeri.
  3. Terdapat kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat pedesaan.
  4. Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya.
  5. Terdapat kecenderungan permintaan telur ayam ras akan selalu ada setiap saat, karena potensi pasar telur ayam ras cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan (roti, kue, martabak, dan lain-lain). Potensi pasar ayam ras semakin tinggi, karena sebagai bahan baku untuk industri makanan ringan.
  6. Peluang ekspor telur ayam ras kemungkinan akan dapat meningkat, karena beberapa negara mengalami stagnasi khususnya Amerika Serikat yang sedang mengalami krisis intern.
Ancaman (Threat)
Beberapa faktor ancaman yang perlu diantisipasi dalam usahaternak ayam ras petelur adalah, sebagai berikut.
  1. Persaingan negara tetangga khususnya Thailand atau Malaysia yang dapat berproduksi dengan biaya lebih murah dengan perkembangan teknologi yang lebih efisien, karena adanya dukungan pemerintah secara aktif.
  2. Kondisi keamaman dalam negeri yang masih rawan menyebabkan ancaman penjarahan dari kelompok masyarakat tertentu masih tinggi.
  3. Teknologi yang belum sepenuhnya dapat menciptakan produk bebas residu antibiotik dapat menghambat pemasaran di pasar global, karena dalam WTO diterapkan persyaratan yang ketat dalam hal kesehatan terhadap konsumen.
  4. Ancaman perdagangan bebas yang tidak diberlakukannya lagi hambatan tarif untuk bea masuk produk luar negeri dan semakin berkurangnya peranan pemerintah dalam intervensi perdagangan. Hal ini perlu diwaspadai dengan membanjirnya produk-produk luar negeri yang cenderung over supply, sehingga akan mengganggu kestabilan harga di dalam negeri.
Strategi Bisnis
Langkah selanjutnya untuk merumuskan strategi adalah mengkombinasikan analisis faktor internal dan eksternal dalam analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan kombinasi strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Usaha peternakan ayam ras petelur akan berhasil apabila dilakukan dengan strategi-strategi berikut ini.
  1. Marjin yang tipis dan sifatnya sangat sensitif terhadap perubahan harga harus diimbangi dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan pemerintah diperlukan dalam membuat kebijakan yang memihak industri ayam khususnya yang ditangani masyarakat kecil, misalnya dalam hal pembebasan PPN dan pajak baik dalam hal input produksi (pakan, bibit, obat-obatan dan peralatan) maupun hasil produksi.
  2. Sifat permintaan ayam ras masih cenderung berfluktuasi sehingga perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu.
  3. Karakteristik produk ayam ras petelur bersifat perishable (mudah rusak) sehingga diperlukan perencanaan usaha yang sangat cermat dan teliti dan dukungan teknologi penyimpanan.
  4. Bagi pengusaha mandiri harus dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan besar yang biasanya menguasai sarana produksi yang berwawasan lingkungan.
  5. Pengembangan peternakan skala besar perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat untuk menghindari masalah sosial yang mungkin terjadi di masyarakat.
  6. Membangun sistem agribisnis peternakan yang secara terintegrasi dari hulu sampai hilir dan membangun jaringan distribusi yang mantap serta meningkatkan kualitas produk untuk menghadapi ancaman perdagangan bebas. 

    Kemitraan Ternak Bebek

    Kemitraan peternakan bebek peking, adalah sebuah bisnis kemitraan yang bergerak di bisnis peternakan. Didirikan pada akhir tahun 2009 dengan jumlah ternak ratusan ekor. Pada awalnya bertujuan menggalang kerja sama dengan peternak yang merupakan masyarakat kurang mampu didaerah sekitar Pare, Kediri untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
    Namun dengan kerja keras dan mendapat kepercayaan dari beberapa pihak yang tertarik dengan bisnis ini, yang semula hanya memulai dengan jumlah bebek peking sebanyak ratusan ekor, sekarang hanya beberapa bulan saja populasi bebek peking sudah mencapai ribuan ekor, ada di 6 tempat, 2 di Pare, Mojosari & 3 di Surabaya. Kini kami berpengalaman dibidang ini, mengajak anda untuk berbisnis bebek peking dengan cara yang mudah.

    Menternak itik tidaklah begitu sukar. Itik mempunyai daya hidup yang tinggi dan tidak mudah diserang penyakit. Cara pemeliharaan dan pengurusannya mempunyai sedikit perbedaan dan lebih mudah jika dibandingkan dengan ternakan ayam.
    Dengan sentuhan manajerial kemitraan modern peternakan bebek akan menjadi suatu investasi khusus yang berpeluang besar & cepat untuk berbagi keuntungan antara, peternak, pengelola & pemilik modal /investor.
    Juga sebagai bahan bahu makanan tradisi, bebek makin jadi makanan favorit berbagai kalangan melampaui batasan apapun, anak-anak hingga dewasa masyarakat miskin pinggiran hingga orang gedongan, dari rakyat jelata, selebriti hingga pejabat semua makin menyukai jenis masakan yg satu ini, sekali lagi tanpa kecuali semua SUKA!! Bebek Goreng. Apalagi untuk jenis bebek peking ini rendah lemak sehingga rendah kolesterol.
    Terbukti selama ini KEMITRAAN PETERNAKAN BEBEK PEKING menjadi magnitute business yang fantastis, benar-benar mendapatkan apresiasi yang baik dari peternak & pemilik modal sekaligus pengakuan bahwa BEBEK PEKING hadir sebagai salah satu inovasi bisnis yg memberikan keuntungan secara lebih cepat, lebih cerdas & lebih massal.

    • VISI & MISI
    Tanpa rasa takabur managemen berkeyakinan bahwa ditahun 2010 KEMITRAAN PETERNAKAN BEBEK PEKING siap menjadi yang terdepan dalam hal pengalaman, memperbanyak dalam jumlah Mitra dan memperbesar dalam produksi ternak BEBEK PEKING.
    Tentunya visi besar ini dibarengi dengan pematangan market nasional, melalui penguatan program market dan maintenance yg terstruktur sistemik dan dengan konsep yg jelas, yakin market akan terus tumbuh merambah dari satu DAERAH ke DAERAH lain.
    Jika anda ingin memiliki usaha sampingan, dengan modal awal kecil, penghasilan rutin, aman, dan syar’i, kami mengajak anda untuk turut bergabung dalam pengembangan budidaya bebek Peking, dengan syarat dan ketentuan yang disepakati antara kami sebagai pengelola dan anda sebagai mitra kerja kami.
     
    Baca selengkapnya di sini :  http://peluangbisnispeternakan.blogspot.com/



ANALISA USAHA : BEBEK ITIK JANTAN SEBAGAI BEBEK PEDAGING / POTONG :
DI ASUMSIKAN USAHA SETIAP SATUAN : 100 EKOR.
BIAYA INVESTASI :
(DI ANSUMSIKAN KANDANG PEMELIHARAAN BERUPA BOX & LITTER SUDAH ADA, LIHAT DI SERI TEKNIS BUDIDAYA)
  • Biaya pembelian DOD JANTAN : @ Rp.4.000,- x 100e = Rp.400.000,-
  • Biaya pembelian pakan : (1 sak BR1 = Rp.235.000,-) + (1 sak Konsentrat CP 144 = Rp.290.000,-) + (100 kg Cabie / Bekatul = Rp.230.000,-) = Rp.755.000,-
  • Biaya lampu, litter, Obat2an, TK dll = Rp.50.000,-
TOTAL BIAYA = Rp.1.205.000,-
  • Asumsi panen (deflesi 5%) = 100 ekor x (-5%) = 95 ekor.
  • Harga jual bebek umur 40 hari : Rp.15.000,- ~ Rp.16.000,- / ekor.
  • Pendapatan panen : 95 ekor x Rp.15.000,- = Rp.1.425.000,-
  • ~> (biaya pokok per ekor : 1.205.000,- / 95 ekor = Rp.12.685,-)
SEHINGGA : KEUNTUNGAN
  • LABA BERSIH PER 100 EKOR = Rp.220.000,- ato Rp.2.300,- / ekor.
  • ROI (RETURN ON INVESTMENT) = (Rp.220.000,- / Rp.1.205.000,-) x 100% = 18,25%.
(SUATU RETURN YANG SANGAT BAGUS SKALI HANYA DALAM WAKTU : 40 HR)
Catatan :
  • DOD bibit bisa diperoleh dari CV Kuda Hitam Perkasa, Kediri, jawa Timur.
  • Bebek dipelihara : 40 hr dengan berat : 1,0 ~ 1,1 kg.
  • Masing2 daerah beda harga pakan & harga jual bebek siap panen.
  • Maing2 daerah beda harga bibit dod karena faktor tambahan ongkos pengiriman.
  • Pakan : (1-10 hr : BR1), (11-25 hr ~> CP 144 : Chabie / bekatul perbandingan 1 : 2), (26-panen ~> CP 144 : Chabie perbandingan 1 : 4).
SITUS yang di ikuti : selengkapnya di sini : http://kudahitamperkasa.co.id/post/peluang-usaha-bebek-itik-jantan-sebagai-bebek-pedaging-potong.html

Selasa, 18 Desember 2012

BETERNAK AYAM FANCY ADUAN MENGUNTUNGKAN BAGI PARA PENGHOBI

ANAKAN UMUR 4 MINGGU SUDAH LAKU 25 RIBUAN UNTUK JANTAN 15 RIBU BETINA

Untuk ukuran ayam se kecil ini ayam bangkok alias ayam buat aduan yang memiliki karakter Petarung dari genetik INDUKANNYA,maka tak jarang para peminat ayam aduan itu selalu meningkat.apa lagi sekarang ini banyak para peternak yang kualahan dalam mensupplai ayam bibit-bibit unggul dari indukannya.
     Kenapa ayam bangkok/aduan di sukai para bebotoh,penghobi,kolektor,peternak,atau hanya sekedar senang jika lihat postur ataupun suara kukuruyuuuk nya itu...
jawabannya mungkin cuma 1.yakni Merasa Terhibur dengan memelihara ayam ini,dari segi kuantitas jelas di pengaruhi pada jumlah kita pelihara.tapi dari jenis Kualitas ayam bangkok ini super dalam segala bidang,..knapa kok gitu karena saya juga penghobi.

        pertama : SELEKSI (PEMILIHAN INDUK)
Ciri-Ciri Induk Ayam Bangkok Yang Bagus/ Berkualitas – Buka Mata. Asal-usul dari mana ayam bangkok berasal sangat penting untuk mendapatkan ayam bangkok yang bagus/ berkualitas. Ayam yang  bagus/ berkualitas adl ayam yang berasal dari induk ayam bangkok dari kalangan juara. Jika bukan dari keturunan juara caranya adalah dengan diadu induk betina sama induk betina & perhatikan cara bertarungnya. Hasil yg baik adl leher & kepala lawannya lebih banyak memar & membesar. Begitu pula untuk induk jantan diadu dulu kira-kira 2 babak air & perhatikan pola bertarungnya. Hasil yang baik adl induk jantan hanya melakukan pukulan di sekitar leher & kepala, pukulan seperti ini dapat mematahkan leher serta membuat kepala lawan robek. Setelah itu baru induk dirawat untuk dikawainkan.
 
Ciri-ciri induk betina yg bagus/ berkualitas :
  • Kepala seperti kepala ular, jika dilihat dari depan
  • Mata menjorok ke dlm & bersih
  • Badan kalau dipegang seperti botol atau seperti batang pinang
  • Kaki kering dengan jari kaki halus & panjang
  • Tulang sapit udang lebar (tulang dibawah pangkal ekor) 3-4 jari
  • Tidak pernah sakit dari anakan
  • Jika ada tajinya lebih bagus
  • Bulu mengkilat
Ciri-ciri induk jantan yg bagus/ berkualitas :
  • Kepala seperti buah pinang
  • Tulang kepala tebal dengan alis menjorok keluar
  • Tulang leher rapat
  • Kepak sayap rapat ke badan
  • Paruh melengkung sepeti paruh elang & agak panjang
  • Kaki & sisiknya kering
  • Jari kaki halus & panjang
  • Tulang ekor (tulang sapit udang) rapat & keras
  • Mempunyai kokok yg besar
  • Bulu mengkilat
  • Memiliki badan yg bulat seperti batang pinang
  • Memiliki tulang yg kokoh & tegak seperti burung elang

KEDUA : (PEMELIHARAAN AYAM ANAKAN)

CARA MERAWAT ANAK AYAM YANG BARU MENETAS

Merawat anak ayam yang baru menetas bukanlah hal yang gampang. Karena anak ayam memerlukan pertumbuhan yang seimbang antara suplay makanan dan tempat perlindungan dari induknya yang selalu melindungi dari suhu atau udara yang dingin. Terkadang anak ayam yang dirawat bersama induknya juga mengalami pertumbuhan yang lambat walaupun
bersama induknya. Berarti hal tersebut dapat disimpulkan bahwa anak ayam juga memerlukan kebutuhan suplay pangan yang sehat dan bergisi. Selain itu merawat anak ayam juga bisa dilakukan dengan system perawatan disapih ( dipisahkan dari induknya dengan menggunakan penghangat buatan / induk buatan ). Yang dimaksud penghangat buatan yakni, anak ayam yang baru saja menetas langsung diangkat dari eraman sang induk lalu di tempatkan disebuah box atau kandang yang tertutup rapat dan disertai dengan lampu pijar atau lampu dop.
Kita bisa saja memilih salah satu alternatif perawatan tersebut untuk mengasuh anak ayam kesayangan kita yang kelak menjadi calon jawara yang kita miliki. Atau bisa saja kita menggunakan kedua alternatif perawatan tersebut. Jadi tergantung dari kita sendiri.  Tetapi menurut pengalaman kami yang sudah terbukti secara eksperiment, dari kedua alternative tersebut, perawatan disapih ( induk buatan ) terbukti lebih cepat dan akurat pertumbuhanx dibanding perawatan bersama sang induk aslinya. Karena perawatan disapih lebih mandiri dan tidak manja, sehingga rangsangan nafsuh makan akan timbul sendirinya. Selain itu fungsi dari lampu penghangat tersebut akan selalu menerangi anak ayam dimalam hari, sehingga calon jawara kita dapat terus makan dan makan walaupun tengah malam. Selain keuntungan tersebut, kita juga bisa mengejar target untuk menghasilkan keturunan calon jawara baru dengan menggunakan induk yang baru menetas tadi. Karena perawatannya tidak terlalu lama untuk disiapkan bersama sang pemacek / pajantan andalan kita.
Kesimpulan untuk merawat anak ayam yaitu :
1.      Sediakan kandang atau box untu anak ayam berumur sehari – 2bln dengan ukuran= P.120 cm x L.100 cm x T.70 cm untuk 10 ekor anak ayam maksimal 15 ekor anak ayam.
2.      Anak ayam yang baru menetas langsung dipisahkan dari induknya dan diberi lampu pijar atau dop sebagai pemanas ganti induknya.Pasang lampu pijar/dop 60 watt sampai anak ayam berumur 2 minggu setelah itu lampu diganti dengan 40 watt. Dan jangan lupa kandang diberi alas yang kering dan terasa hangat.
3.      Setelah anak ayam berumur satu minggu pemberian makan dan minumnya mulai digantung setinggi leher anak ayam agar ayamnya kelak mempunyai kuda-kuda kaki yang kokoh,akan kuat mendorong lawan dan akan membentuk body ayam yang sempurna sebagai petarung sejati. Semakin besar dan tinggi anak ayam diiringi juga dengan semakin dinaikkan/ditinggikan juga tempat makan dan minumnya.
4.      Sediakan makanan pokpan yang dicampur dengan susu bubuk putih sebagai tambahan gizi yang baik untuk postur tubuh dan tulang yang ideal pada nantinya. Lalu siapkan juga air minumnya yang dicampur dengan vitachik yang kaya akan vitamin.
Itulah sedikit saran dari saya yang turut berbagi pengalaman. kita mempunyai masing-masing cara atau metode pemeliharaan sendiri. Semoga bermanfaat untuk pembaca dan penghoby ayam sejati. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila kurang berkenan di hati saudara sekalian. Terimakasih. Salam KuKuRuYukkk…http://ayambangkoktarakan.blogspot.com/
 
 KETIGA : PEMBERIAN PAKAN DAN MINUM
Pola makan dan suplemen ayam harus kita jaga sebaik-baiknya dengan teratur dan disiplin, sehingga saat memperoleh latihan senam dan jajal, ayam tidak akan mengalami kekurangan gizi (sakit kuning). Untuk pemberian makanan pokok / utama, dapat dibedakan untuk jenis ayam yang akan kita latih :

Tipe Ayam Jalu, 
Makanan utama harus banyak mengandung karbohidrat, akan tetapi tidak perlu mengandung terlalu banyak protein dan lemak. Ayam jalu memerlukan kelincahan pukulan sehingga kandungan karbohidrat yang terpenting untuk tenaga, sedang kandungan lemak dan protein hanya akan membuat ayam mengalami peningkatan berat badan dan pembentukan otot yang tidak terlalu diperlukan. Makanan yang biasa diberikan adalah gabah rendaman murni ataupun campuran gabah jagung dengan perbandingan 3:1.Pemberian makan utama sama dilakukan seperti di atas. 

Tipe Pukul, 
Makanan yang diberikan harus lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan protein untuk memperkuat otot2nya. Kandungan lemak juga penting untuk ayam tipe pukul untuk cadangan tenaganya. Makanan utama yang biasa kami berikan adalah Jagung yang telah direndam semalaman ataupun campuran antara Jagung gabah dengan perbandingan 1:1. Pemberian makanan utama diberikan di pagi hari setelah menerima latihan senaman dan di sore hari setelah menerima latihan lari. Bila di Sore hari ayam menerima latihan jajal, maka makan sore tidak perlu dilakukan.
Dalam pemberian makanan, takaranya tidak perlu terlalu banyak sampai2 tembolok ayam sangat besar, akan tetapi diberikan sesuai dengan ukuran berat badannya, yang bisa diberikan dengan perbandinga berat badan dengan makanan adalah 15-20:1 sesuai dengan kebutuhannya. Dengan kata lain bila berat badan ayam adalah 4kg, maka sekali makan bisa diberikan sebanyak 200-250gram sesuai dengan tingkat nafsu makan ayam. Dan jangan lupa untuk memberikan ayam minum setelah makanan utamanya dihabiskan.

Makanan/Vitamin Suplemen
Makanan/Vitamin Suplemen biasanya diberikan di malam hari tepat sebelum ayam tidur di malam harinya, hal ini ditujukan agar seluruh kandungan gizi yang diberikan dapat terserap dengan baik pada ayam. Makanan dan vitamin suplemen yang diberikan rutin setiap harinya adalah sebagai berikut:

Vitamin lengkap A,B Compex,C,D,E,K yang diberikan masing2 1 butir. Vitamin yang diberikan tidak perlu vitamin yang mahal, bisa menggunakan vitamin yang alami yaitu :
  • 1/2 jempol gula merah yang dilunakkan dengan air (Untuk tambahan karbohidrat)
  • 1/4 atau 1/2 buah Tomat. (Untuk menyegarkan dan membantu pencernaan ayam)
  • 1 Butir telur puyuh bulat yang telah direbus. (Untuk tambahan protein). Untuk tipe ayam jalu pemberian telur puyuh rebus bisa diperjarang menjadi 2-3 hari sekali.
Suplemen yang diberikan 4-5 hari sekali (sebaiknya di malam setelah ayam memperoleh latihan jajal):
  • 1 butir pil minyak ikan. (Untuk mempercepat pertumbuhan dan memperkuat bulu)
  • 1 butir pil kalq. (Untuk memperkuat tulangan)
  • 1/4 jempol kunyit (Untuk membantu pencernaan dan menyehatkan perut ayam)
Bila kita ingin memperoleh hasil yang lebih maksimal, seminggu sekali ayam bisa diberikan suplemen Brands sari pati ayam sebanyak 1 buah sendok teh. Akan tetapi pemberian ini tidak terlalu diperlukan hanya ditujukan untuk memaksimalkan pemberian makanan.
Perlu diingat bahwa, selama periode training sebelum turun ke gelanggan, latihan senam dan jajal yang kita lakukan pada ayam akan sangat sangat menguras tenaga ayam sehingga pola makan dan suplemen yang baik dan teratur sangatlah diperlukan untuk menjaga keseimbangan kesehatannya. Banyak cara ataupun metode lain ataupun suplemen lain yang diberikan oleh penggemar kepada ayam, akan tetapi pola makan dan suplemen di atas sudahlah sangat cukup bagi ayam yang kita latih untuk turun ke gelanggan. Dan selain itu faktor biaya perawatan juga harus menjadi perhatian kita.
Memang benar, bila dilihat dari pola latihan senam, jajal, serta pola makan dan suplemen akan sangat banyak menguras tenaga dan biayanya, akan tetapi hal ini akan menjadi setimpal dengan hasil dan kesenangan yang akan diperoleh bila nantinya ayam yang kita turunkan ke gelanggan memperoleh kemenangan. Dan bila hal ini dapat kita peroleh, maka tenaga dan biaya yang kita keluarkan akan terasa lebih ringan.
Akhir kata, pola makan dan suplemen di atas adalah kebiasaan yang kami lakukan sewaktu melakukan perawatan ayam untuk turun ke gelanggang, akan tetapi seluruh pola di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing penggemar.
(sumber: wirausahaayambangkok.blogspot.com)


Sabtu, 01 Desember 2012

TUGAS MATA KULIAH ANALISA USAHA

ANALISA SWOT (KEKUATAN,KELEMAHAN,PELUANG,ANCAMAN) PADA USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH


Kelompok 1 : 
YUNAN A.
OKY DWI S.
PROBO
A. KHOIRUN
M.ALI LUBA



UNISKA
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
2012



ANALISA SWOT PADA USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH :


1.    KEKUATAN (STRENGTH) :

    Kebutuhan lahan untuk pemeliharaan tidak terlalu luas.
    Kambing memiliki daya adaptasi yang sangat baik di banding ternak lain,sehingga mudah dalam pemeliharaan serta dikembangbiakkan baik di daerah dataran rendah mupun tinggi.
    Kambing perah memiliki perkembangbiakan yang cepat,umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam 2 tahun dapat beranak 3x.
    Kambing perah termasuk dwi guna,baik daging maupun susu dapat di manfaatkan.
    Limbah kotoran juga bermanfaat bagi penyuburan HMT.
    Susu kambing memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi dari pada susu sapi.
    Investasi biaya produksi lebih ringan dari pada ternak besar seperti sapi.
    Pendapatan lebih dalam jangka pendek, selain susu.anak lepas sapih juga merupakan investasi dalam jangka lama.

2.    KELEMAHAN (WEAKNESS) :
    Kurangnya suatu modal besar dalam mengembangkan dalam jumlah banyak.
    Belum adanya suatu Harga susu kambing perah yang standard.
    Kurangnya pengetahuan tentang managemen(Pakan,Pemeliharaan,Pemasarannya) sehingga menyebabkan tidak Efisien dan efektif.
    Lemahnnya penanganan susu kambing dan pemasaran yang terkatung-katung.
    Harga susu yg lebih mahal dari pada susu sapi,sehingga menyebabkan daya saing dalam kuantitas/pemenuhan pasar yang kurang.

3.    PELUANG (OPPORTUNITY) :
    Permintaan terhadap susu kambing yang semakin meningkat.
    Adanya suatu manfaat dalam kandungan susu kambing perah bagi manusia dan merupakan contoh dari Rosulullah untuk meminum susu kambing.
    Adanya dukungan baik dari para penghobi kontes Kambing perah(PE,ETTAWA) ataupun pemerintah daerah Sehingga produksi susu kambing perah dapat di tingkatkan..
    Kambing perah Afkir dapat di manfaatkan sebagai pedaging,serta kambing jantan unggul dapat di ikutkan dalam KONTES kambing PE,ETTAWA..
    Cenderung jenis kambing perah unggulan dari segi performancenya dapat di jual dengan harga yang lebih tinggi.

4.    ANCAMAN (TREATH) :
    Adanya suatu penyebaran penyakit baik ektoparasit maupun endoparasit yang dapat menyebabkan kerugian.
    Pengaruh terhadap ketersediaan HMT  di musim kemarau.
    Harga Bahan Baku Pakan tambahan Yang mudah Naik.
    Terjadinya suatu daya saing dengan peternakan kambing perah dengan sistem modern.