1.
Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal
tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak
mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang Perunggasan, baik itu peternak
ayam ras, ayam buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya
serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit Avian
Influenza atau
yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan
kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat
kenaikan harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat
menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.
Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras
pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu
cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu
unggas air berupa
itik pedaging. Dimana itik pedaging ini
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2
bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 – 3,3 kg, sehingga sudah
siap untuk dipotong. Hal ini telah dibuktikan oleh Peternak di Kapetakan
Kecamatan Kroya Kabupaten Cirebon yang membudidayakan itik jenis
Peking, dimana Itik Peking umur
53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg.
2.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik pedaging ini tiada lain:
• Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik pedaging).
• Mengubah pola usaha unggas air (itik pedaging) dari yang nomaden kearah yang intensif.
• Menjadikan usaha unggas air (itik pedaging) menjadi usaha pokok masyarakat.
• Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
• Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan tujuan dari budi daya itik pedaging ini antara lain:
• Meningkatkan produksi daging Itik yang berkualitas.
• Meningkatkan pendapatan dari para peternak Itik.
• Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
• Mengurangi tingkat pengangguran.
• Memperkenalkan usaha peternakan Itik jenis Pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relative singkat
• Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik
(feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti Shutle Cok, Jok Kursi,
Kamoceng dll.
3.
Sistem Pemeliharaan
Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak Itik,
maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya
untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya
untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan sistem pemeliharaan yang akan
diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik pedaging) dikenal dengan sistem pemeliharaan yaitu:
• Sistem pemeliharaan extensif.
• Sistem pemeliharaan semi intensif.
• Sistem pemeliharaan intensif.
Sistem pemeliharaan Extensif, dimana pada sistem ini ternak-ternak
dipelihara dengan cara diabur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang
maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat
yang mempunyai sumber pakan alami misalnya didaerah-daerah pesawahan
yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang
bersifat tradisional dan nomaden , kondisi ini banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan
daerah pesawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi
pengembangan itik dengan sistem extensif.
Pemeliharaan dengan sistem Semi Intesif, dimana ternak-ternak yang
dipelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi
sewaktu waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat
panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber
pakan yang alami.
Sedangkan pemeliharaan yang Intensif, ternak-ternak peliharaan selalu
ditempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah
memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan
sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan. Untuk
pemeliharaan itik pedaging jenis Peking (Peking Duck), lebih tepat
apabila dilaksanakan dengan sistem Intensif, hal ini disebabkan itik
peking (Peking Duck) merupakan Itik ras pedaging yang mempunyai
kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, dimana dalam
kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah
bisa mencapai diatas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan Itik
sudah siap dijual sebagai Itik Pedaging, dengan kualitas daging yang
prima.
Dalam usaha budidaya itik pedaging ini dikenal beberapa tahapan
pemeliharaan, terutama untuk usaha budi daya pembibitan sedangkan untuk
budi daya Penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (Satu) tahapan
pemeliharaan.
4.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan
a.
Pemeliharaan Anak (Masa Starter)
Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik berumur 1 hari
sampai umur 60 hari, dimana anak-anak itik dipelihara dalam kandang
khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan
dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak Itik tersebut, hal ini
disebabkan pada umur 1 –14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca
dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan
dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat
tubuh, serta anak Itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang
mempunyai kandungan protein sekitar 19 – 21 % kadar protein dan lebih
dikenal dengan makanan “Starter”.
Setelah umur 14 hari anak Itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa
dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan(pemanas),
dikandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan
Pembibitan, selanjutnya setelah umur diatas 60 hari dipindahkan ke
kandang masa pertumbuhan (Grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa
dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang Box, untuk kandang Box
biasanya dilakukan pada umur 1 – 14 hari sedangkan dari umur 15 – 60
hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai
besar .Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 – 15 ekor/m2.
b.
Pemeliharaan Masa Pertumbuhan (Periode Grower)
Periode pemeliharaan itik pedaging pada masa pertumbuhan/masa Grower,
perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang
banyak dipelihara adalah itik betina seabagai calon bibit pengganti
/replecement stock atau persediaan bibit dan juga itik jantan yang
berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan
bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai
kelebihan/keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan
maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 Jantan 4 betina). Pada periode
ini Itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150
hari,sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 – 8 ekor/m2.
c.
Pemeliharaan Itik Layer (Periode bertelur)
Itik pedaging yang sudah berumur 5 bulan atau lebih, baik jantan maupun
betina dikatagorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi
itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5
bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6
bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu
kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur
serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi
dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi Itik dan
mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 (
1 jantan 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil
telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber DOD yang dipasarkan
untuk bakalan pemeliharaan itik pedaging. Kapasitas dikandang dewasa
sekitar 3 – 5 ekor.
5.
Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk pemeliharaan itik pedaging dengan tujuan penggemukan hanya
dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari Itik berumur 1
(satu) hari sampai itik tersebut siap dijual. Dengan makanan dan
pemeliharaan yang baik ,berat badan itik pedaging yaitu mencapai sekitar
3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1
hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya Itik-Itik yang dipelihara untuk
tujuan ini adalah itik pedaging yang jantan, tetapi yang betinapun
mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit
saja dalam hal berat. Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan
dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik pedaging
misalnya itik peking dengan Ayam Ras Pedaging akan lebih unggul Itik
Peking, dimana untuk Itik Peking dengan waktu Pemeliharaan sekitar 53
–55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan
untuk Ayam Ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35
hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 – 1,5kg, sehingga
apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat
daging Itik Peking melebihi berat dari pada Ayam Ras Pedaging. Silahkan
Coba.
6.
Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik pedaging bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :
•
Tipe Kandang Battery
Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu
kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik pedaging dewasa,
dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi ( 45 x 45 x 35 Cm).
Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery
ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan
(insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam
insiminasi buatan dengan istilah insiminator. Pada tipe kandang ini
kondisi ternak maupun produksi telur dari itik bisa terkontrol secara
satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga
dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.
•
Tipe Kandang Postal
Dalam usaha ternak Itik yang menggunakan tipe kandang Postal, dimana
ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan
jumlah ternak tertentu, dimana pemberian makan dan minuman ditempatkan
didalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu
berada didalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya
digunakan untuk itik starter dan grower / masa pertumbuhan tetapi
adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas Itik untuk tipe
kandang Postal ini tergantung dari pada jenis Itik yang dipelihara
apakah jenis Itik Starter atau Itik Grower, untuk umur Itik periode
sstarter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 – 15 ekor/m2,
sedangkan apabila digunakan untuk periode grower yaitu sekitar 6 – 8
ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang
sekitar 3 – 5 ekor/m2.
•
Tipe Kandang Ranch
Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal,
dimana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak
juga dibagian luar/dihalaman depannya disediakan halaman tempat bermain
yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan
saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran
yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh
diwaktu siang hari, hal ini disebabkan itik pedaging merupakan jenis
unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air
untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk
pemeliharaan ternak itik dengan cara pemeliharaan yang intensif.
Analisa SWOT ( KELEBIHAN,KELEMAHAN,KESEMPATAN,ANCAMAN) :
Analisis Strategi
Analisis
strategis dilakukan untuk mengetahui strategi yang akan dipakai oleh
praktisi usaha peternakan ayam ras petelur ini. Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang
dapat terjadi dalam usaha peternakan ayam ras petelur tersebut.
Kekuatan (Strength)
Dua
lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan mencakup lingkungan internal
dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas faktor
kekuatan dan kelemahan. Beberapa faktor yang menjadi kekuatan
pengembangan usaha ternak ayam ras petelur, sebagai berikut.
-
Sistem
agribisnis peternakan yang sudah mantap, artinya usaha peternakan
tidak hanya berada pada tingkat budidaya, tetapi juga adanya industri
hulu sebagai penyedia sarana produksi. Dengan demikian telah terdapat
dukungan sarana produksi yang tersedia setiap saat, sehingga tidak ada
masalah mengenai penyediaan sarana produksi untuk usaha peternakan ayam
ras.
-
Teknologi budidaya ayam ras yang mudah dikuasai oleh masyarakat.
-
Sistem pemasaran tidak menjadi
permasalahan, karena telah terbentuk jalur-jalur distribusi sampai ke
berbagai lapisan dan pelosok wilayah.
-
Adanya dukungan sumberdaya lahan
yang luas dan jumlah tenaga kerja tersedia merupakan kekuatan
pegembangan ayam ras petelur secara nasional.
Kelemahan (Weakness)
Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam usahaternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut.
-
Usaha
peternakan ayam ras petelur seringkali dihadapkan pada harga input
produksi tinggi, sedangkan harga output produksi yang rendah. Kondisi
marjin yang semakin rendah (rasio harga 1 kg telur dengan 1 kg pakan
sama dengan 2,5-3 : 1, dibandingkan dengan tahun 80-an dapat mencapai
4-5 : 1), oleh karena rasio harga telur dengan harga pakan yang semakin
tinggi.
-
Adanya risiko dan kondisi
ketidakpastian yang relatif tinggi baik dari aspek teknis maupun
finansial karena produksi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan
sementara keuntungan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
-
Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif dari hari ke hari karena telur termasuk bahan makanan yang subtitutif.
-
Sifat telur yang merupakan produk yang sifatnya perishable (mudah rusak), sehingga harus dapat dijual atau dikonsumsi segera.
-
Pada umumnya kualitas produk belum mencapai standar internasional, sehingga kemampuan untuk ekspor sangat lemah.
Peluang (Opportunities)
Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan ancaman. Faktor peluang ini meliputi sebagai berikut.
-
Dukungan
pemerintah terhadap usaha peternakan ayam ras yang mempunyai andil
besar dalam pemenuhan protein hewani masyarakat dan usaha peternakan
dipandang sebagai usaha potensial bagi peningkatan pendapatan
masyarakat. Dukungan pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk deregulasi
peternakan.
-
Kondisi ekonomi makro Indonesia
yang mulai membaik. Dengan adanya pergantian kabinet yang fokus pada
perbaikan ekonomi memberikan harapan bagi kepastian usaha dan investasi
di dalam negeri.
-
Terdapat kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat pedesaan.
-
Meskipun permintaan masyarakat
terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu
permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya
untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya.
-
Terdapat kecenderungan permintaan
telur ayam ras akan selalu ada setiap saat, karena potensi pasar telur
ayam ras cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan
makanan ringan (roti, kue, martabak, dan lain-lain). Potensi pasar ayam
ras semakin tinggi, karena sebagai bahan baku untuk industri makanan
ringan.
-
Peluang ekspor telur ayam ras
kemungkinan akan dapat meningkat, karena beberapa negara mengalami
stagnasi khususnya Amerika Serikat yang sedang mengalami krisis intern.
Ancaman (Threat)
Beberapa faktor ancaman yang perlu diantisipasi dalam usahaternak ayam ras petelur adalah, sebagai berikut.
-
Persaingan
negara tetangga khususnya Thailand atau Malaysia yang dapat
berproduksi dengan biaya lebih murah dengan perkembangan teknologi yang
lebih efisien, karena adanya dukungan pemerintah secara aktif.
-
Kondisi keamaman dalam negeri yang masih rawan menyebabkan ancaman penjarahan dari kelompok masyarakat tertentu masih tinggi.
-
Teknologi yang belum sepenuhnya
dapat menciptakan produk bebas residu antibiotik dapat menghambat
pemasaran di pasar global, karena dalam WTO diterapkan persyaratan yang
ketat dalam hal kesehatan terhadap konsumen.
-
Ancaman perdagangan bebas yang
tidak diberlakukannya lagi hambatan tarif untuk bea masuk produk luar
negeri dan semakin berkurangnya peranan pemerintah dalam intervensi
perdagangan. Hal ini perlu diwaspadai dengan membanjirnya produk-produk
luar negeri yang cenderung over supply, sehingga akan mengganggu
kestabilan harga di dalam negeri.
Strategi Bisnis
Langkah
selanjutnya untuk merumuskan strategi adalah mengkombinasikan analisis
faktor internal dan eksternal dalam analisis SWOT. Analisis SWOT
merupakan kombinasi strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam
menjalankan usahanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Usaha peternakan ayam ras petelur akan berhasil apabila dilakukan dengan strategi-strategi berikut ini.
-
Marjin
yang tipis dan sifatnya sangat sensitif terhadap perubahan harga harus
diimbangi dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan
pemerintah diperlukan dalam membuat kebijakan yang memihak industri
ayam khususnya yang ditangani masyarakat kecil, misalnya dalam hal
pembebasan PPN dan pajak baik dalam hal input produksi (pakan, bibit,
obat-obatan dan peralatan) maupun hasil produksi.
-
Sifat permintaan ayam ras masih cenderung berfluktuasi sehingga perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu.
-
Karakteristik produk ayam ras
petelur bersifat perishable (mudah rusak) sehingga diperlukan
perencanaan usaha yang sangat cermat dan teliti dan dukungan teknologi
penyimpanan.
-
Bagi pengusaha mandiri harus
dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan besar yang biasanya
menguasai sarana produksi yang berwawasan lingkungan.
-
Pengembangan peternakan skala
besar perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat untuk
menghindari masalah sosial yang mungkin terjadi di masyarakat.
-
Membangun sistem agribisnis
peternakan yang secara terintegrasi dari hulu sampai hilir dan
membangun jaringan distribusi yang mantap serta meningkatkan kualitas
produk untuk menghadapi ancaman perdagangan bebas.
Kemitraan peternakan bebek peking, adalah sebuah bisnis kemitraan yang
bergerak di bisnis peternakan. Didirikan pada akhir tahun 2009 dengan
jumlah ternak ratusan ekor. Pada awalnya bertujuan menggalang kerja sama
dengan peternak yang merupakan masyarakat kurang mampu didaerah sekitar
Pare, Kediri untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Namun dengan kerja keras dan mendapat kepercayaan dari beberapa pihak
yang tertarik dengan bisnis ini, yang semula hanya memulai dengan jumlah
bebek peking sebanyak ratusan ekor, sekarang hanya beberapa bulan saja
populasi bebek peking sudah mencapai ribuan ekor, ada di 6 tempat, 2 di
Pare, Mojosari & 3 di Surabaya. Kini kami berpengalaman dibidang
ini, mengajak anda untuk berbisnis bebek peking dengan cara yang mudah.
Menternak itik tidaklah begitu sukar. Itik mempunyai daya hidup yang
tinggi dan tidak mudah diserang penyakit. Cara pemeliharaan dan
pengurusannya mempunyai sedikit perbedaan dan lebih mudah jika
dibandingkan dengan ternakan ayam.
Dengan sentuhan manajerial kemitraan modern peternakan bebek akan
menjadi suatu investasi khusus yang berpeluang besar & cepat untuk
berbagi keuntungan antara, peternak, pengelola & pemilik modal
/investor.
Juga sebagai bahan bahu makanan tradisi, bebek makin jadi makanan
favorit berbagai kalangan melampaui batasan apapun, anak-anak hingga
dewasa masyarakat miskin pinggiran hingga orang gedongan, dari rakyat
jelata, selebriti hingga pejabat semua makin menyukai jenis masakan yg
satu ini, sekali lagi tanpa kecuali semua SUKA!! Bebek Goreng. Apalagi
untuk jenis bebek peking ini rendah lemak sehingga rendah kolesterol.
Terbukti selama ini KEMITRAAN PETERNAKAN BEBEK PEKING menjadi magnitute
business yang fantastis, benar-benar mendapatkan apresiasi yang baik
dari peternak & pemilik modal sekaligus pengakuan bahwa BEBEK PEKING
hadir sebagai salah satu inovasi bisnis yg memberikan keuntungan secara
lebih cepat, lebih cerdas & lebih massal.
• VISI & MISI
Tanpa rasa takabur managemen berkeyakinan bahwa ditahun 2010 KEMITRAAN
PETERNAKAN BEBEK PEKING siap menjadi yang terdepan dalam hal pengalaman,
memperbanyak dalam jumlah Mitra dan memperbesar dalam produksi ternak
BEBEK PEKING.
Tentunya visi besar ini dibarengi dengan pematangan market nasional,
melalui penguatan program market dan maintenance yg terstruktur sistemik
dan dengan konsep yg jelas, yakin market akan terus tumbuh merambah
dari satu DAERAH ke DAERAH lain.
Jika anda ingin memiliki usaha sampingan, dengan modal awal kecil,
penghasilan rutin, aman, dan syar’i, kami mengajak anda untuk turut
bergabung dalam pengembangan budidaya bebek Peking, dengan syarat dan
ketentuan yang disepakati antara kami sebagai pengelola dan anda sebagai
mitra kerja kami.
Baca selengkapnya di sini : http://peluangbisnispeternakan.blogspot.com/
ANALISA USAHA : BEBEK ITIK JANTAN SEBAGAI BEBEK PEDAGING / POTONG :
DI ASUMSIKAN USAHA SETIAP SATUAN : 100 EKOR.
BIAYA INVESTASI :
(DI ANSUMSIKAN KANDANG PEMELIHARAAN BERUPA BOX & LITTER SUDAH ADA, LIHAT DI SERI TEKNIS BUDIDAYA)
- Biaya pembelian DOD JANTAN : @ Rp.4.000,- x 100e = Rp.400.000,-
- Biaya pembelian pakan : (1 sak BR1 =
Rp.235.000,-) + (1 sak Konsentrat CP 144 = Rp.290.000,-) + (100 kg Cabie
/ Bekatul = Rp.230.000,-) = Rp.755.000,-
- Biaya lampu, litter, Obat2an, TK dll = Rp.50.000,-
TOTAL BIAYA = Rp.1.205.000,-
- Asumsi panen (deflesi 5%) = 100 ekor x (-5%) = 95 ekor.
- Harga jual bebek umur 40 hari : Rp.15.000,- ~ Rp.16.000,- / ekor.
- Pendapatan panen : 95 ekor x Rp.15.000,- = Rp.1.425.000,-
- ~> (biaya pokok per ekor : 1.205.000,- / 95 ekor = Rp.12.685,-)
- LABA BERSIH PER 100 EKOR = Rp.220.000,- ato Rp.2.300,- / ekor.
- ROI (RETURN ON INVESTMENT) = (Rp.220.000,- / Rp.1.205.000,-) x 100% = 18,25%.
(SUATU RETURN YANG SANGAT BAGUS SKALI HANYA DALAM WAKTU : 40 HR)
Catatan :
- DOD bibit bisa diperoleh dari CV Kuda Hitam Perkasa, Kediri, jawa Timur.
- Bebek dipelihara : 40 hr dengan berat : 1,0 ~ 1,1 kg.
- Masing2 daerah beda harga pakan & harga jual bebek siap panen.
- Maing2 daerah beda harga bibit dod karena faktor tambahan ongkos pengiriman.
- Pakan : (1-10 hr : BR1), (11-25 hr ~>
CP 144 : Chabie / bekatul perbandingan 1 : 2), (26-panen ~> CP 144 :
Chabie perbandingan 1 : 4).
SITUS yang di ikuti : selengkapnya di sini :
http://kudahitamperkasa.co.id/post/peluang-usaha-bebek-itik-jantan-sebagai-bebek-pedaging-potong.html